EKOLOGI
(Tugas Kelompok
Mata Kuliah Biologi Dasar)
Dosen
Pembimbing
Berti Yolida
Rini Rita T Marpaung
Disusun Oleh :
Kelompok IX
1. Rika Anggraini ( 1113022049 )
2. Desmaria Christine ( 1113022011 )
3. Agus Setiawan (
1113022003 )
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011/2012
Ekologi
A)
Pengertian
Ekologi
Kata
Ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos, yang berarti rumah tangga atau tempat
tinggal. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada tahun
1869, yang diartikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan
dengan hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungan yang bersifat
organik maupun anorganik. Odum (1994) mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian
hubungan antar organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap
lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup
dengan lingkungannya.
B)
Anatomi
Ekosistem
Salah
satu unit ekologis adalah ekosistem, merupakan sebuah kelompok yang terdiri
atas beragam populasi yang berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Berbagai
popilasi yang berinteraksi dalam suatu ekosistem disebut komunitas, yaitu
komponen-komponen hidup dari suatu ekosistem. Sebagian ahli ekologi memusatkan
penelitian pada organisme-organisme hidup dari suatu ekosistem, sedangkan para
ahli ekologi lain mempelajari cara karakteristik-karakteriatik fisik di daerah
tersebut membatasi dan mengatur ekosistem.
Ciri-ciri
ekosistem antara lain :
1)
Aliran
Energi
Energi
bergerak melalui komunitas suatu ekosistem dalam satu arah tunggal dengan memanfaatkan
suatu rantai makanan, di mana terdapat yang memakan, yang dimakan, dan
kombinasi keduanya. Populasi memperoleh suatu peran ‘okupsional’ dalam
ekosistem dalam pengertian hubungannya dengan keseluruhan aliran energi (
makanan ) dalam rantai makanan antara lain :
a) Produsen,
merupakan kelompok pertama dalam rantai makanan, yang biasanya terdiri atas
tumbuh-tumbuhan hijau yang mengkonversi sebagian energi dari matahari (melalui
fotosintesis) menjadi molekul-molekul organik yang digunakan dan disimpan dalam
jaringannya.produsen sejauh ini merupakan produser primer yang baik karena
dapat mengubah air dan karbon dioksida menjadi karbohidrat. Fungsi lain dari
produser adalah menghasilkan oksigen sebagai hasil sampingan dari proses
fotosintesis yang sangat diperlukan untuk respirasi bagi seluruh organisme
aerob.
b) Konsumen,
hewan-ahewan yang memakan tumbuhan hijau dan juga yang memakan satu sama lain.
Disebut juga heterotrof. Konsumen primer adalah herbivora ( pemakan tumbuhan
produsen primer). Konsumen sekunder adalah pemakan konsumen primer, dan
kemudian konsumen tersier (hewan karnivora besar). Selain itu ada lagi konsumen
selain herbivora, yaito omnivora. Kebutuhan materi dan energi omnivora
diperoleh dari produser dan konsumer lain.
c) Dekomposer
(Pengurai) adalah organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga
konsumen makro (saprofit) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar.
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan
bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang tergolong pengurai adalah
bakteri dan jamur.
2)
Pendauran
nutrien
Pada
penghujung rantai makanan, hanya sedikit energi yang tersisa, atau malah tidak
ada sama sekali sehingga tak mungkin terjadi pendauran ulang. Di sisi lain,
tidak ada zat yang hilang saat diteruskan dari satu komponen ke komponen lain
dalam ekosistem. Pada umumnya, ahli-ahli ekologi mengikuti atom-atom spesifik
melalui suatu siklus, misalnya karbon (C), nitrogen (N), dan sulfur (S).
3)
Pengaturan
Ukuran Populasi
Populasi-populasi
alamiah cenderung meningkat secara eksponensial, dan bukannya secara sedikit
demi sedikit melalui penambahan jumlah yang konstan. Karena potensi
reproduksinya yang sangat tinggi, populasinya cenderung berlipat dua, lalu berlipat
dua lagi, dan seterusnya.
Ada
dua tipe pemeliharaan ukuran populasi yang seragam :
1) Mekanisme-mekanisme
tergantung kepadatan, yang sensitif terhadap ukuran populasi dan peningkatan
dalam hal efektisitas seiring meningkatnya ukuran populasi.
2) Mekanisme-mekanisme
tak tergantung kepadatan, yang bekerja secara independen terhadap ukuran
populasi dan menghasilkan efek-efek merusak yang sama pada populasi yang padat
maupun yang jarang.
C)
Tipe-tipe
Ekosistem
Konsep
pesawat ruang angkasa bumi menekankan kesatuan interaktif semua organisme hidup
di planet ini. Di dalam biosfer, telah lama terdapat sebuah subdevisi
tradisional yang lebih tua usianya, yang membagi-bagi biosfer menjadi tipe-tipe
ekologis utama. Bioma adalah sebutan bagi sejumlah tipe ekosistem darat yang
unik. Bioma merupakan unit-unit komunitas terbesar yang diklasifikasikan oleh
ahli-ahli ekologi. Bioma-bioma signifikan di Bumi adalah sebagai berikut :
1) Hutan
hujan tropis, daerah-daerah berhutan lebat yang dicirikan oleh temperatur yang
hangat dan curah hujan yang sangat tinggi.
2) Gurun,
daerah yang curah hujannya sangat sedikit dan hanya dihuni sedikit tumbuhan.
3) Chaparral,
daerah dengan musim panas yang kering dan lama, serta musim dingin berhujan dan
bertemperatur sedang.
4) Savana,
daerah padang rumput di tropik ( daerah antara 23o7 LU dan 23o7
LS ) yang dicirikan oleh hujan musiman dan cahaya yang cukup.
5) Padang
rumput temperatur, daerah-daerah luas didaratan zona temperat (beriklim sedang)
yang dicirikan oleh keterbatasan air selama sebagian besar waktu dalam setahun.
Didominasi oleh kerumunan rumput, semak, dan sejumlah tumbuhan semusim
(annual).
6) Taiga,
hutan-hutan lebat diutara dengan pohon-pohon malar hijau (Evergreen,selalu
hijau) berukuran besar yang memiliki runjung.
7) Tundra,
daerah padang rumput termodifikasi di area-area utara atas tundra sedemikian dinginnya sehingga terdapat
sebuah lapisan permanen tanah beku
dibawah (ibun abadi) atau permafrost.
8) Hutan
gugur temperat, daerah yang kaya akan pepohonan yang menggugurkan daunnya
dikala musim dingin,semak-semak, dan rumput yang diselingi tumbuhan-tumbuhan
kriptogamik (lumut dan lumut hati).
Di
bumi kita , sebagian besar berupa perairan. Baik air tawar maupun air laut.
Lautan bisa dibagi menjadi daerah netritik di atas paparan benua (continental shelf)
dan kedalaman-kedalaman laut yang terletak setelah paparan benua yang relatif
dangkal.Bagian daerah netritik yang terletak dilepas pantai disebut zona llitoral.Lebih
dekat lagi adalah zona antarpasangan. Kedalaman laut dibagi menjadi zona
pelagik yang kaya plankton dan zona abisal yang lebih dalam lagi.
D)
Stabilitas
dan Suksesi Ekologis
Sebagian
ahli ekologi telah mendeskripsikan ekosistem sebagai suatu superorganisme yang
memiliki sifat-sifat dasar seperti pertumbuhan, metabolisme, periodisasi aktivitas,
dan pada akhirnya kematian. Hubungan saling terkait yang berlangsung dalam
suatu komunitas dideskripsikan sebagai jaring-jaring makanan yang merefleksikan
kompleksifitas interaksi yang terjadi. Terutama interaksi-interaksi kompleks
yang terjadi dalam jaring-jaring makanan. Namun, penelitian yang terbaru
menunjukkan bahwa ekosistem yang sederhana dapat menunjukkan ketahanan yang
luar biasa. Jika hanya tedapat satu populasi pada suatu tingkat tertentu., hilangnya
populasi itu dapat berarti kehancuran bagi keseluruhan ekosistem.
Ekosistem
dapat rusak tanpa dapat diperbaiki akibat :
1) Perubahan-perubahan mendadak dalam ekosistem
(perubahan temperatur, kekeringan, banjir) yang menghancurkan sebagian
komunitas yang signifikan.
2) Peningkatan
tak terkendali dalam jumlah populasi-populasi tertentu sebagai akibat dari
kegagalan mekanisme-mekanisme kontrol populasi.
3) Hilangnya
mineral-mineral penting atau nutrien-nutrien lain dalam ekosistem.
4) Campur
tangan manusia, yang menyebabkan kehancuran habitat, pembunuham spesies
tertentu secara berlebihan, atau polusi dengan zat-zat toksik yang tak dapat
ditangani ekosistem.
Perubahan
lambat dalam struktur komunitas dalam suatu habitat itu disebut suksesi.
Seringkali terjadi saat penghuni lama memodifikasi lingkungannya untuk
menyediakan kesempatan baru bagi tumbuhan dan hewan generasi berikutnya.
Berlanjut hingga klimaks, saat komunitas yang luar biasa sesuai dengan lingkungannya
itu dan tidak mengalami perubahan mendasar selama rentang waktu yang lama.
E)
Biomassa
dan Penyebaran Spesies
Biomassa
mengacu pada berat organisme-organisme hidup dalam ekosistem. Istilah ini
seringklai digunakan untuk level trofik tertentu. Karena hilangnya biomassa
secara berkelanjutan disepanjang rantai makanan. Komunitas dapat dianggap sebagai
suatu piramida dalam pengertian biomassa. Pada piramida makanan (piramida
energi), dasarnya yang terdiri atas produsen, dan semakin keatas
tingkat-tingkatnya tersusun atas populasi-populasi konsumen yang makin
menyurut. Konsumen akhir menjadi puncak piramida.
.
Daya dukung suatu habitat mengaju
pada batas atas kemampuan menyokong kehidupan dari habitat tersebut. Dinyatakan
sebagai jumlah individu yang dapat sintas dalam suatu komunitas yang stabil.
Bagi hewan, daya dukung tersebut biasanya merupakan fungsi dari sumber daya
makanan yang tersedia, sedangkan bagi tumbuhan mungkin merupakan fungsi dari
nutrien-nutrien mineral, kadar CO2 atau ketersediaan matahari.
Ketika daya dukung relatif tingi, kepadatan populasi cenderung besar begitu
pula sebaliknya.
Kepadatan
populasi merupakan suatu ciri kuantitatif ekosistem, aspek kualitatifnya adalah
penyebaran (disfersal) individu-individu dalam ruang yang tersedia. Eugene P.
Odum dari univercity of george menyebutkan adanya menyebutkan adanya 3 pola
besar distribusi:
1. Distribusi
acak, yaitu individu-individu tersebar tanpa pola di seluruh bagian habitat
2. Distribusi
seragam, yaitu terjadi pola-pola penyebaran teratur
3. Distribusi
berkelompok, yaitu jika terjadi pengelompokkan- pengelompokkan tak teratur.
Pola-pola
penyebaran dipengaruhi oleh derajat sosialisasi, sifat dataran yang ditempati
dan susunan floranya, interaksi dengan spesies lain, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor disfersif cenderung menyebarkan anggota-anggota suatu populasi, sedangkan
faktor kohesif cenderung menyatukan individu-individu.
F)
Mengacaukan
Stabilitas Ekosistem
Ekosistem
memiliki kemampuan diri dan melawan berbagai gangguan, sehingga menunjukkan
adanya mekanisme-mekanisme kontrol homeostatis yang bekerja. Perubahan lambat
seiring berlalunyab waktu cenderung mengarah pada stabilitas jangka panjang
relatif dari suatu komunikasi klimaks melalui serangkaian suksesi.
Komunitas-komunitas yang berusia lebih muda, yang jauh lebih aktif dan
produktif daripada sistem-sistem yang sudah matang lebih kecil kemampuan dalam
menghadapi gangguan lingkungan.
1)
Penyederhanaan
dan penyurutan niche
Keberagaman
spesies yang luar biasa juga pola kompleks dan rumit dari interaksi-interaksi
diantara populasi-populasi suatu komunitas, dulu diduga memberi stabilitas yang
lebih besar pada suatu ekosistem. Ekosistem-ekosistem yang lebih sedeerhana
dengan percabangan yang lebih sedikit pada jaring-jaring fungsionalnya (Rantai
makanan,siklus nutrien) menunjukkan degradasi yang lebih jelas akibat serangan-serangan
lingkungan, tetapi cenderung pulih dengan lebih cepat dan memperoleh susunan
stabil yang baru.
Fakta
bahwa keberagaman lingkungan fisik memberikan efek yang positif lebih jelas
pada stabilitas komunitas. Campur tangan manusia umumnya menyederhanakan semua
aspek dari suatu ekosistem. Ditempat yang secara alamiah memiliki berbagai
spesies pada tingkat trofik berbeda, introduksi agrikultur ataupun pendirian
desa mengurangi spesies-spesies itu menjadi hanya satu atau bahkan tidak ada
sama sekali.
2)
Polusi
Polusi
secara umum didefinisikan sebagai introduksi dari zat-zat berbahaya kesuatu
ekosistem. Walaupun polusi dianggap sebagai akibat dari aktifitas manusia yang
menyebabkan masuknya plastik, toksin-toksin sintetik, zat-zat kimiawi yang tak
teruraikan, dan lain sebagainya ke ekosistem, polusi juga bisa melibatkan
proses-proses alamiah yang menghasilkan zat-zat yang menyebabkan ekosistem
“mual”, “muntah”,dan bahkan mati. Salah satu masalah dengan polutan, terutama
dengan zat-zat organik yang bersifat toksik, adalah bahwa polutan cenderung
menjadi semakin terkonsentrasi seiring pergerakannya disepanjang rantai
makanan. Polusi terhadap ekosistem oleh logam-logam unsur semacam timbel dan
merkuri telah terdokumentasi dengan baik. Zat-zat itu sangat menghancurkan
baginpredaor-predator tingkat tinggi, misalnya konsumen tersier dalam rantai
makanan. Konsumen tersier tidak hanya berupa binatang, tapi juga manusia.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah :
1) Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.
2)
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar